Rabu, 30 Mei 2012

Apakah Jadi KIAMAT Tahun 2012


Alkitab Mengatakan:
Ramalan Kiamat Pada Tahun 2012 KEKELIRUAN

       “Kiamat”. Kata  ini sudah tidak asing bagi manusia yang mengaku beragama di kolong langit ini. Semua kitab dari agama-agama di dunia ini menuliskan akan terjadi “kiamat”. Pertanyaannya adalah kapan? Ada pendapat yang mencoba memprediksi pada tanggal 21 Desember 2012. benarkah? Tidak ada satu orang manusia yang tahu kapan! Oleh karena semua kitab agama-agama tidak menulis kapan kiamat itu.
            Akan tetapi, di penghunjung tahun 2009, beredar sebuah film yang sangat fenomenal yang menyungguhkan isu “kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012”. Film kiamat tersebut memperlihatkan bencana gempa bumi, hujan meteor dan tsunami yang menghancurkan bumi dan seluruh makhluk yang menghuninya. Film yang disutradarai oleh Roland Emerich dan dibintangi oleh John Cussack dan Amanda Pett, telah menyedot perhatian dan mempengaruhi jutaan penonton, bahkan hanya dalam waktu sepekan modal pembuatan film senilai US $ 200 juta ini telah impas.[1]
            Predikasi kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012, menjadi perbincangan menarik di tengah masyarakat dunia dan juga di kalangan orang-orang Kristen.[2] Banyak buku yang membahas tentang topik ini telah beredar ke mana-mana yang dengan mudah dibeli di toko-toko buku. Buku tersebut mencatat isu baru yang masih hangat di telinga dan juga segar diingatan hampir seluruh penghuni planet bumi ini: kiamat akan datang pada 21 Desember 2012! Benarkah?
            Giriwijayanto menyatakan,
Perihal kiamat 2012 sendiri merupakan isu terhebat belakangan ini, ini adalah fenomena yang mulai ramai dibicarakan. Ramalan tersebut mengambil tiga sumber primer. Pertama, akhir perhitungan siklus kalender Maya, tepatnya pada tanggal 21 Desember 2012. Kedua, legenda, literatur dan ramalan kuno. Ketiga, peringatan dari pakar lingkungan (environmentalists) dan fisikawan bahwa bumi akan melampaui batas daya dukungannya pada kehidupan yang dapat memicu kepunahan massal.[3]

            Sumber pertama, Bangsa Maya sangat meyakini sistem penanggalan ini, yang merupakan salah satu kalender paling akurat yang pernah ada di bumi. Mereka menyatakan bahwa pada 21 Desember 2012 merupakan “end of time”.[4] Bangsa Maya di Amerika Tengah itu meyakini juga bahwa pada 21 Desember 2012 akan menjadi hari berakhirnya peradaban manusia dan memasuki peradaban yang baru yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sekarang.[5]
            Sumber kedua, dari pihak para peramal yang telah lama berpengaruh. Selama ini ramalan-ramalan mereka hampir 100% telah menjadi kenyataan juga turut memiliki vision yang sama, yang menyatakan bahwa akan terjadi kiamat  pada akhir tahun 2012.[6]
            Sumber ketiga, para ilmuwan juga mengumumkan bahwa pada akhir tahun 2012 bumi bisa mengalami kehancuran. Hal itu ditandai dengan munculnya tanda-tanda di planet X yang akan menabrak bumi, serangan badai matahari, meletusnya supervulkan Yellowstone, terjadinya pembalikan kutub magnet bumi dan bumi bertabrakan dengan Planet Nibiru. Para ilmuwan telah sampai pada kesepakatan kesimpulan bahwa bencana mematikan yang berskala global akan terjadi. Bila diperhatikan fakta-fakta alam tersebut, dampaknya menjadikan bumi ini hancur total (kiamat).[7]
            Penjelasan di atas, memperlihatkan bahwa kehebohan yang ditimbulkan oleh isu “kiamat 2012” muncul dari tiga sumber yaitu ramalan bangsa Maya berdasarkan kalender long count; Ramalan Para Peramal dan fakta-fakta alam yang secara ilmiah dari para fisikawan.

Apa kata Alkitab?

            Namun, pertanyaan yang perlu dan harus diajukan oleh orang kristen adalah: akankah kiamat benar-benar terjadi pada 21 desember 2012? Bagaimana konsep kiamat menurut iman kekristenan? Apakah harmonis dengan waktu yang diramal dari kalender Bangsa Maya, para peramal dan ilmuwan?
            Tentu saja jawabannya harus berdasarkan Alkitab yang  dipercaya sebagai sumber kebenaran mutlak. Kiamat dalam Alkitab yang dipercaya penuh oleh orang Kristen selalu dikaitkan dengan kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali.[8] Kapan waktu itu akan terjadi? Tidak ada seorang pun yang tahu, kecuali Tuhan[9] saja yang tahu. Dalam Injil Matius Yesus menyatakan, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri”. Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga” (Mat. 24:36-44 lihat Mrk. 13:32-37; Luk. 17:26-30; 21:34-36).
            Alkitab berkali-kali menjelaskan: Yesus akan datang seperti pencuri, “Tetapi ketahuilah ini: jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya akan dibongkar. Sebab itu hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga”. (Mat 24:43-44). Rasul Paulus meneruskan ajaran yang sama, ia menyatakan, “Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara tidak perlu dituliskan kepadamu. Karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam” (2 Tes. 5:1-2). Rasul Petrus menuliskan, “...tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri (2 Pet. 3:10b). Dalam kitab Wahyu Rasul Yohanes menyatakan, “Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah aku tiba-tiba datang kepadamu” (Why. 3:3).

Kesimpulan

            Tidak ada keraguan bahwa Tuhan Yesus sendiri menubuatkan kedatangan-Nya yang kedua kali pada masa yang akan datang. Namun, segi tidak disangka-sangka, tidak terduga, tidak pasti ketiba-tibaan dari kedatangan Kristus disebutkan beberapa kali. Misalnya, dengan menggunakan analogi pencuri untuk mengungkapkan bahwa kedatangan itu begitu tiba-tiba dan tidak diduga.
            Kristus bisa datang kapan saja, bisa dalam waktu yang begitu dekat ataupun juga pada waktu yang masih sangat jauh ke depan. Tapi tidak ada waktu yang pasti. Tidak ada seorangpun bisa tahu. Maka semua usaha untuk meramalkan dan menentukan saatnya adalah keliru!
            Berdasarkan data Alkitab di atas yang ditunjukkan sebagai pembantah terhadap ramalan kiamat pada tahun 2012. Alkitab menyatakan bahwa ramalan kiamat pada tanggal 21 Desember 2012 tidak benar! Akan tetapi harus selalu diingat, “Kristus bisa datang kapan saja!” karena itu berjaga-jalah! Karena tidak ada seorangpun yang tahu kapan waktunya.

Tulisan ini berupa intisari dari skripsi saya yang berjudul "Sorotan Alkitab Terhadap Ramalan Kiamat Pada Tahun 2012"


[1] Isu ini dijadikan sebagai berita utama dalam Tabloid Reformata edisi 120 tahun VII  1-15 Desember 2009, hlm. 1-3
[2] Majalah Mitra Indonesia, edisi 20 (57) 2012, hlm 22-23
[3] Ferdinand Zaviera, Kontroversi Kiamat 2012, (Yogyakarta: a+Plus Book, 2009), hlm. 5
[4] Giriwijayanto, Fakta-Fakta Menjelang Kiamat 2012: Akhir Dari Sebuah Siklus Besar Kehidupan, (Yogyakarta: Penerbit Narasi, 2009), hlm. 23  
[5] Ibid, hlm. 25
[6] Kukuh Mulyanto, 2012 Akankah Kiamat Benar-Benar Terjadi?, (Yogyakarta: Pustaka Timur, 2009), hlm. 18
[7] Ibid, hlm. 39-40
[8] Herlianto, Akhir Zaman Kapan Akan Terjadi?, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002), hlm. 7
[9] Kata Tuhan yang dimaksudkan disini adalah Allah Tritunggal. Pemahaman bahwa Tuhan Yesus tidak tahu kapan waktu itu, disebabkan karena pada saat itu Yesus sedang berinkarnasi dan membatasi diri-Nya.

Minggu, 27 Mei 2012

Diselamatkan Hanya Oleh Karena Iman


Di dalam Yohanes 19:30 dapat dibaca mengenai saat-saat terakhir penderitaan Yesus pada kayu salib,  “Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Suda selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.”
Di sini perkataan bahasa Yunani yang diterjemahkan “sudah selesai” merupakan pilihan kata yang paling sempurna yang dapat dipakai. Itulah kata kerja dalam bentuk perfek itu sendiri mengandung dengan tuntas, dan hasilnya masih tuntas sampai sekarang (sempurna). Untuk menggambarkannya: “sudah disempurnakan dengan sempurna” atau sudah dipenuhi dengan sepenuhnya”. Artinya, benar-benar selesai, sehingga tidak diperlukan apa-apa lagi untuk menambahkan kesempurnan.
Segala sesuatu yang perlu dilakukan untuk membayar lunas hukuman atas dosa-dosa manusia dan membeli kebebasan dan keselamatan semua manusia sudah dikerjakan melalui penderitaan dan kematian Yesus pada kayu salib.  Jika kita mengajarkan, bahwa masih ada yang harus dilakukan di samping apa yang telah dilakukan oleh Kristus, sesungguhnya kita menolak mengakui bahwa karya penebusan Yesus sempurna.
Dengan demikian, jika seseorang ingin mengusahakan sendiri keselamatannya dengan perbuatan yang baik,  baik seluruhnya ataupun sebagian saja, sesungguhnya ia menghina Allah Bapa dan Allah Anak. Mengapa? Karena hal itu menimbulkan kesan seolah-olah karya penebusan dan keselamatan yang sejak semula direncanakan oleh Anak-Nya itu belum cukup, belum selesai. Ini jelas bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh seluruh Perjanjian Baru.
          Rasul Paulus dengan tegas dan secara berulang kali mengajarkan hal ini. Di dalam Roma 4:4-5 ia menulis, “Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.”
Perhatikan ungkapan “orang yang tidak bekerja, namun percaya”. Jelas dikatakan di situ, untuk mendapatkan keselamatan ada satu syarat yang harus dipenuhi: orang itu sama sekali tidak boleh bekerja. Ia harus berhenti berusaha melakukan sesuatu untuk memperoleh keselamatan. Sebagai suatu imbalan. Keselamatan hanya diperoleh karena iman. Selama manusia masih juga berusaha melakukan sesuatu untuk memperoleh keselamatannya, ia tidak akan mengalami keselamatan yang diberikan  Allah, sebab keselamatan itu hanya diperoleh dengan percaya.[1]
Paulus menegaskan kebenaran ini dalam Efesus 2:8-9, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Perhatikan bahwa di dalam tulisan bahasa Yunani, Paulus memakai kata kerja bentuk perfek, artinya “kamu sudah diselamatkan”. Ayat ini mengatakan bahwa kita sudah diselamatkan sekarang juga, pada waktu masih hidup di dunia ini. Jadi, keselamatan itu bukanlah sesuatu yang baru didapatkan sesudah kematian.
Keselamtan bukanlah ‘upah’ dari perbuatan baik, melainkan ‘karunia’ dari Allah. Hal ini dijelaskan oleh Paulus dalam Titus 3:5, “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus…” melalui ayat ini cukup jelas, Dia telah menyelamatkan kita bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya. Jika kita diselamatkan, hal itu bukan terjadi karena perbuatan baik yang kita lakukan, tetapi karena belas kasihan dan rahmat Allah semata-mata.[2]
By Yanu Zega


[1] Derek Prince. Bertobat dan Percaya (Jakarta: Immanuel, 1995) hlm 72-74
[2] Ibid hlm 75-78

Minggu, 20 Mei 2012

Mengapa Manusia Mati?

PENGERTIAN KEMATIAN
Alkitab membicarakan kematian dengan berbagai cara. Dalam Matius 10:28; Lukas 12:4 kematian dikatakan sebagai kematian tubuh yang berbeda dari kematian jiwa (psuche). Dalam ayat-ayat yang lain, kematian disebut sebagai berhentinya psuche, yaitu kehidupan binatang dari kehidupan atau hilangnya psuche ini, Matius 2:20; Markus 3:4, Lukas 6:9. Kematian jasmani/fisik ini juga disebut sebagai terpisahnya tubuh dan jiwa. Pkh 12:7 (bnd Kej 2:7). Kematian jasmani adalah berhentinya hidup secara jasmani melalui terpisahnya tubuh dan jiwa. Kematian jasmani tidak berarti kemusnahan, walaupun beberapa sekte menyebut kematian orang durhaka sebagai kemusnahan. Allah tidak memusnahkan apapun yang Ia ciptakan. Hidup dan mati tidak saling berlawanan satu dengan yang lain sebagai yang ada dengan tidak ada.

KAITAN ANTARA KEMATIAN DENGAN DOSA
            Mengapa manusia harus mati? Apakah kematian fisik masuk ke dalam dunia sebagai akibat dosa, atau apakah kematian akan tetap ada sekalipun tidak ada dosa? Meskipun kebanyakan teolog Kristen mempercayai bahwa kematian manusia merupakan salah satu akibat dosa, sebagian lainnya tidak mempercayainya. Pelagius (abad ke-5M) dan kelompok Socinian pada zaman reformasi mengajarkan bahwa Adam memang diciptakan dengan kondisi dapat mati dan akan mati bagaimanapun juga, entah dia jatuh dalam dosa atau tidak (Hoekema, 2004).
            Berbeda dengan hal di atas, Alkitab menjelaskan bahwa kematian bukanlah aspek alamiah dari ciptaan Allah yang baik, melainkan salah satu akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kej 2:16-17, Roma 5: 12,17, Roma 6:23, 1Kor 15:21, perikop ayat ini berisi penjelasan tentang hubungan antara dosa dan kematian. Kematian dinyatakan oleh Allah sebagai hukuman karena memakan buah dari pohon terlarang. Kematian mengisi hati anak manusia dengan kegentaran dan ketakutan, karena kematian bukanlah sesuatu yang alamiah.  Manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Allah, dan dalam keadaan sempurna sebagai gambar dan rupa Allah, maka tidaklah mungkin tampaknya jika manusia membawa benih kehancuran dan kematian. Seperti hubungan Allah dengan Manusia terputus demikian hubungan Tubuh dengan Jiwa terputus karenadosa.
            Allah bisa saja menjatuhkan kematian atas manusia dalam arti kata yang paling mendasar segera sesudah manusia melakukan pelanggaran dosa, Kel 2:16. Akan tetapi oleh karena anugerah umumNya, Ia menahan bekerjanya dosa dan kematian, dan oleh anugerah khususnya dalam Tuhan Yesus, Ia mengalahkan semua kekuatan jahat. Pada saat ini, kematian hanya dapat menyelessaikan pekerjaannya secara penuh pada kehidupan mereka yang menolak pertolongan yang ditawarkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Mereka yang percaya kepada Kristus dibebaskan dari kuasa kematian dan mengalami pembaharuan hubungan dengan Allah yang diberkati dengan hidup yang kekal… Yoh 3:36; Rm 5:17-21.

MAKNA KEMATIAN BAGI ORANG PERCAYA

            Kematian adalah upah dosa. Tetapi karena orang percaya dibenarkan dan tidak lagi berada di bawah kewajiban untuk membayar apa-apa, maka sekarang timbul pertanyaan: mengapa orang percaya juga harus mati? Kenapa Tuhan tidak langsung mengubah mereka agar langsung memasuki surga dengan segera? Elemen hukuman disingkirkan dari kematian orang percaya karena mereka mendapat pengampunan dari segala dosa mereka. Kematian mengajarkan orang rendah hati, memeriksa diri selama berada dalam dunia dan mengajar agar orang berpikir tentang hal-hal spiritual. Kematian sering menjadi ujian tertinggi bagi kekuatan iman orang pecaya. Kematian bukan akhir bagi orang percaya, tetapi permulaan dari kehidupan yang sempurna. Mereka memasuki kematian dengan jaminan bahwa sengat maut telah dipatahkan (1Kor 15:55) dan bagi mereka terbuka gerbang surga. Tuhan Yesus berkata: Barang siapa percaya kepadaKu, walaupun ia mati ia tetap hidup (yoh. 11:25). Paulus berkata: Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Fil. 1:21).

By: Yanu

Hidup: Bagaikan Anak Panah

Pernahkah ЌaмƲ mengalami suatu keadaan yang membuat hidupmu seperti ditarik mundur, jauh dari harapan?

Pernahkah ЌaмƲ melihat orang-orang yang dulunya berapi-api tiba-tiba seperti kehilangan semangat bahkan lenyap dari pered...aran?

Pernahkan ЌaмƲ melihat atau bahkan merasakan bahwa orang-orang yang pernah kau lihat (atau bahkan dirimu sendiri) mengalami kemunduran itu, lalu tiba-tiba melesat cepat ke depan dan meraih banyak hasil?

Pasti pernah, bukan?

Kita seperti anak panah di tangan Tuhan..!
Ada masa-masa anak panah itu melesat cepat terlepas dari busurnya menuju sasaran yang dimaksudkan.
Ada masanya anak-anak panah itu harus istirahat dalam kantong-Nya.
Namun di saat yang diperlukan, anak panah itu akan dipasang dalam busur-Nya ditarik kebelakang.. Sejauh mungkin untuk mencapai suatu sasaran.

Semakin jauh tarikannya, semakin jauh pula jarak yang akan ditempuh.
Semakin panjang rentang busur menarik ancang-ancang, makin cepat pula anak panah itu melesat.

Jadi...
Jika ЌaмƲ seperti dalam keadaan yang mundur, bersabarlah :
Mungkin Tuhan tengah meletakkanmu di busur-Nya. Menarikmu jauh-jauh ke belakang, agar di saat kau dilepaskan, ЌaмƲ memiliki daya dorong yang kuat untuk mencapai sasaran.

Dan jika ЌaмƲ melihat seorang teman seperti tengah mengalami kemunduran, jangan buru-buru menghakimi dengan mengatakan

"Apinya telah padam"

Jadilah teman yang baik, yang mendampingi di saat temanmu sedang "dimundurkan" karena dengan demikian kau ikut menjaganya agar tidak sampai putus asa dan terkulai.

ЌaмƲ
, aku, dia, mereka... adalah anak-anak panah ditangan Tuhan.
Hidup untuk mencapai suatu sasaran yang sudah ditetapkan.
Tetaplah semangat, tetaplah bersabar, karena semua akan indah pada waktunya.


Oleh: Yanu

Jumat, 18 Mei 2012

Jenis-Jenis Iman

Jenis-Jenis Iman

          Alkitab tidak selalu membicarakan iman dalam pengertian yang sama. Louis Berkhof membagi empat jenis iman sebagai berikut:[1]
a)    Iman historis
          Iman ini sepenuhnya merupakan penerimaan atas kebenaran, tanpa memperhatikan tujuan moral maupun spiritual. Iman ini mungkin akibat dari suatu tradisi, pendidikan, pendapat umum, atau suatu kekaguman atas kebesaran Alkitab, dan sebagainya, yang disertai dengan tindakan umum Roh kudus. Mungkin saja iman ini sangat ortodoks dan alkitabiah, tetapi tidak berakar dalam hati, Mat 7:26; Kis 26:27; Yak 2:19
b)      Iman Mujizat
          Yang disebut dengan iman mujizat adalah suatu kepercayaan yang ada di dalam pikiran seseorang bahwa sebuah mujizat akan dapat dilakukannya atau dilakukan atas namanya. Allah dapat memberikan kepada seseorang satu pekerjaan yang mengatasi kekuatan alamaiahnya dan memungkinkan dia melakukannya. Setiap usaha semacam itu mambutuhkan iman. Hal ini sangat jelas dalam keadaan dimana manusia tampil hanya sekedar sebagai alat Tuhan atau sebagai seorang yang mengumumkan bahwa Tuhan akan mengerjakan mujizat, sebab orang semacam itu harus mempunyai rasa percaya yang penuh bahwa Tuhan tidak akan mempermalukan dia. Akhirnya Tuhan hanya dilihat hanya sebagai pembuat meujizat. Iman inipun dapat disertai iman yang menyelamatkan, Mat 8:10-13; Yoh 11:22.
c)      Iman Sementara
          Iman seperti ini adaalah kepercayaan terhadap kebenaran agama yang disertai dengan tuntunan hati nurani dan pengaruh perasaan, tetapi tidak berakar dalam. Istilah ini diambil dari Mat 13:20,21. Disebut sebagai iman sementara sebab tidak permanen dan gagal mempertahankan diri pada hari pencobaan dan kesulitan. Iman semacam ini kadang-kadang disebut iman munafik. Mungkin sebaiknya iman ini disebut sebagai iman khayalan. Kristus menyebut orang yang percaya sedemikian: “tidak berakar pada dirinya sendiri” (Mat. 13:21). Secara umum dapat dikatakan bahwa iman sementara berdasar pada hidup emosional dan berusaha mencari kesenangan pribadi dan bukan kemuliaan Tuhan.
d)      Iman yang Benar dan Menyelamatkan
          Iman yang benar dan menyelamatkan adalah suatu iman yang memiliki kedudukan dalam hati dan berakar pada hidup yang telah mengalami kelahiran kembali. Iman ini pertama-tama bukan tindakan manusia akan tetapi suatu potensi yang diberikan oleh Tuhan dalam hati orang berdosa. Benih iman ditanamkan dalam diri manusia ketika ia mengalami kelahiran kembali. Hanya sesudah Tuhan menanamkan benih dalam hati manusia, maka ia dapat melakukan tindakan iman. Iman yang menyelamatkan dapat didefinikan sebagai suatu keyakinan yang pasti yang ditanamkan dalam hati manusia oleh Roh Kudus, kepada kebenaran injil dan suatu kepercayaan yang sesungguhnya pada janji Allah dalam Kristus. Akhirnya memang benar bahwa Kristus adalah objek iman yang menyelamatkan, tetapi Ia diberikan kepada kita hanya melalui injil.



[1]Louis Berkhof, Teologi Sistematika Vol 4: Doktein Keselamatan (Jakarta: LRII, 1997) hlm 197-201

Minggu, 13 Mei 2012

Waktu: Ambilah Waktu...


Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi.
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan.
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati.
Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti.
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.