Selasa, 12 Juni 2012

Arti Uang Dalam Hidup

Ayub pasal 1            
                 Ada orang yang telah berjuang dengan segenap kerasnya tapi akhirnya mendapat hasil sedikit saja  dan ada juga orang yang berjuang seadanya saja namun mendapatkan lebih. Saat kita perhatikan mereka yang mendapat sedikit rejeki dalam hidup ini, segera muncul rasa iba dan belas kasihan. Bahkan juga ada yang mengatakan, “Jika nanti aku diberi banyak oleh Tuhan, aku akan membagikan sebagian kepada mereka yang berkekurangan”.  Selanjutnya, bila kita perhatikan mereka yang mendapat rejeki banyak dalam hidup ini, rasa kagum segera muncul dalam hati kita dan mungkin juga kita berkata, “Kapan aku seperti dia”?
            Ada seorang pemuda sedang mengamati orang-orang susah yang tinggal di gubuk-gubuk, berpakaian dan berkesehatan buruk. Melihat itu, dia langsung katakan pada dirinya sendiri, “Aku tidak mau nanti kalau hidupku seperti ini”. Kemudian  tidak jauh dari tempat itu, dia juga melihat orang-orang kaya yang rumah-rumahnya megah bagaikan istana raja, mereka memiliki pakaian yang mahal-mahal, makanan enak dengan mobil-mobil mewah di depan rumah. Saat itu juga, dia katakan lagi pada dirinya sendiri, “Saya ingin hidupku nanti seperti mereka”.
            Setelah berkeluarga, dan melakukan berbagai kerja keras, pemuda ini akhirnya mendapatkan keinginannya. Ia memiliki rumah megah yang bagai istana, mobil-mobil mewah, kelimpahan makanan dan uang yang sangat banyak, yang mungkin tidak habis dipakai sampai lima keturunan. Orang ini memperhatikan dirinya dan melihat semua yang dimilikinya itu, tentu membuat ia bangga dan terkagum-kagum. Lalu ia bertanya sendiri, “Kok bisa yah”? Lalu ia segera teringat akan langkah demi langkah yang pernah ditempuhnya, mulai saat dia menjadi pemulung, tukang bakso, punya rumah makan lalu membuka beberapa cabang, hingga bisa membangun beberapa hotel bintang lima, punya banyak pesawat serta kapal pesiar dalam waktu tidak lebih 20 tahun. Dia melaluinya bak jalan tol hampir tak ada hambatan yang berarti. Dan ia terus bertanya, lalu mengapa orang lain tidak mencoba melakukan seperti yang saya coba, lalu mereka kaya raya dan tidak hidup melarat? Setelah menimbang-nimbang akhirnya ia simpulkan: a...h... mereka itu bodoh dan pemalas, memang itulah yang pantas bagi mereka. Orang kaya ini tidak lagi memikirkan bahwa ada saja sebagian dari mereka yang pernah mencoba namun tidak bisa menebus batas wilayah kemiskinan itu.
            Orang kaya ini  memandang semua yang dihasilkannya sebagai hasil kerja keras semata dan bukan berkat dari Yang Maha Kuasa. akibatnya, setahun kemudian beberapa dari kapalnya tenggelam, pesawatnya jatuh hingga dilarang terbang, hotel-hotelnya menjadi sepi dan akhirnya biaya perusahaan lebih besar dari pada pendapatan. Hidupnya dililit hutang dan sampai akhirnya semua perusahaannya diambil alih oleh orang lain. Wao... kisah itu bagaikan mimpi saja. kekayaan datang dalam Sekejap dan sekejab kemudian pergi.
            Oleh karena itu, jika kita kaya janganlah menjadi sombong, mungkin Tuhan telah tahu bahwa jika kita miskin nanti kita akan kecewa, melawan Dia, menyakiti diri sendiri dan sesama. dan Jika kita miskin, janganlah menjadi kecewa. Karena mungkin Tuhan telah tahu sebelumnya bahwa sekalipun kita miskin, kita akan mampu menanggungnya, sehingga Tuhan menjadikan kita teladan bahwa dalam kemiskinanpun masih ada kita yang tetap percaya pada-Nya. Karena itu, bukan alasan untuk sombong kalau kaya dan kecewa kalau miskin dalam hidup ini.
            Pernyataan dan contoh kisah di atas mengajarkan kita bahwa harta milik kita hanyalah titipan dari Tuhan untuk kita kelola dengan baik dan tidak perlu disombongkan tapi disyukuri. Artinya kita mengaku bahwa semua itu dari Tuhan dan untuk Tuhan. percayalah bahwa Tuhan bisa memberi dan mengambilnya kapan saja. Dan kemiskinan juga bukanlah alasan untuk kecewa dan berbuat jahat dalam hidup ini. karena sesungguhnya, kita dilahirkan bukan untuk mencari dan mengumpulkan uang. Menjadi kaya atau miskin bukanlah hal terpenting.
            Izinkan saya untuk memberikan pernyataan yang sangat penting:
Uang Tuhan berikan bukan untuk dijadikan ukuran kekayaan dan kemiskinan melainkan uang harus ada untuk Tuhan pakai sebagai alat uji bagi Karakter dan Iman. Tanpa uang Tuhan bisa membuat dunia dan kehidupan ini bisa berjalan. karena itu, jika kita hidup biarlah kita hidup untuk memberi buah bukan mencari uang saja. Amin
Oleh: Yanurudi Zega



Tidak ada komentar:

Posting Komentar