Jenis-Jenis Iman
Alkitab tidak selalu membicarakan iman
dalam pengertian yang sama. Louis Berkhof membagi empat jenis iman sebagai
berikut:[1]
a) Iman
historis
Iman ini sepenuhnya merupakan
penerimaan atas kebenaran, tanpa memperhatikan tujuan moral maupun spiritual.
Iman ini mungkin akibat dari suatu tradisi, pendidikan, pendapat umum, atau
suatu kekaguman atas kebesaran Alkitab, dan sebagainya, yang disertai dengan
tindakan umum Roh kudus. Mungkin saja iman ini sangat ortodoks dan alkitabiah,
tetapi tidak berakar dalam hati, Mat 7:26; Kis 26:27; Yak 2:19
b) Iman
Mujizat
Yang disebut dengan iman mujizat
adalah suatu kepercayaan yang ada di dalam pikiran seseorang bahwa sebuah mujizat
akan dapat dilakukannya atau dilakukan atas namanya. Allah dapat memberikan
kepada seseorang satu pekerjaan yang mengatasi kekuatan alamaiahnya dan
memungkinkan dia melakukannya. Setiap usaha semacam itu mambutuhkan iman. Hal
ini sangat jelas dalam keadaan dimana manusia tampil hanya sekedar sebagai alat
Tuhan atau sebagai seorang yang mengumumkan bahwa Tuhan akan mengerjakan
mujizat, sebab orang semacam itu harus mempunyai rasa percaya yang penuh bahwa
Tuhan tidak akan mempermalukan dia. Akhirnya Tuhan hanya dilihat hanya sebagai
pembuat meujizat. Iman inipun dapat disertai iman yang menyelamatkan, Mat
8:10-13; Yoh 11:22.
c) Iman
Sementara
Iman seperti ini adaalah kepercayaan
terhadap kebenaran agama yang disertai dengan tuntunan hati nurani dan pengaruh
perasaan, tetapi tidak berakar dalam. Istilah ini diambil dari Mat 13:20,21.
Disebut sebagai iman sementara sebab tidak permanen dan gagal mempertahankan
diri pada hari pencobaan dan kesulitan. Iman semacam ini kadang-kadang disebut
iman munafik. Mungkin sebaiknya iman ini disebut sebagai iman khayalan. Kristus
menyebut orang yang percaya sedemikian: “tidak berakar pada dirinya sendiri”
(Mat. 13:21). Secara umum dapat dikatakan bahwa iman sementara berdasar pada
hidup emosional dan berusaha mencari kesenangan pribadi dan bukan kemuliaan
Tuhan.
d) Iman
yang Benar dan Menyelamatkan
Iman yang benar dan menyelamatkan
adalah suatu iman yang memiliki kedudukan dalam hati dan berakar pada hidup
yang telah mengalami kelahiran kembali. Iman ini pertama-tama bukan tindakan
manusia akan tetapi suatu potensi yang diberikan oleh Tuhan dalam hati orang
berdosa. Benih iman ditanamkan dalam diri manusia ketika ia mengalami kelahiran
kembali. Hanya sesudah Tuhan menanamkan benih dalam hati manusia, maka ia dapat
melakukan tindakan iman. Iman yang menyelamatkan dapat didefinikan sebagai
suatu keyakinan yang pasti yang ditanamkan dalam hati manusia oleh Roh Kudus,
kepada kebenaran injil dan suatu kepercayaan yang sesungguhnya pada janji Allah
dalam Kristus. Akhirnya memang benar bahwa Kristus adalah objek iman yang
menyelamatkan, tetapi Ia diberikan kepada kita hanya melalui injil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar