Minggu, 20 Mei 2012

Mengapa Manusia Mati?

PENGERTIAN KEMATIAN
Alkitab membicarakan kematian dengan berbagai cara. Dalam Matius 10:28; Lukas 12:4 kematian dikatakan sebagai kematian tubuh yang berbeda dari kematian jiwa (psuche). Dalam ayat-ayat yang lain, kematian disebut sebagai berhentinya psuche, yaitu kehidupan binatang dari kehidupan atau hilangnya psuche ini, Matius 2:20; Markus 3:4, Lukas 6:9. Kematian jasmani/fisik ini juga disebut sebagai terpisahnya tubuh dan jiwa. Pkh 12:7 (bnd Kej 2:7). Kematian jasmani adalah berhentinya hidup secara jasmani melalui terpisahnya tubuh dan jiwa. Kematian jasmani tidak berarti kemusnahan, walaupun beberapa sekte menyebut kematian orang durhaka sebagai kemusnahan. Allah tidak memusnahkan apapun yang Ia ciptakan. Hidup dan mati tidak saling berlawanan satu dengan yang lain sebagai yang ada dengan tidak ada.

KAITAN ANTARA KEMATIAN DENGAN DOSA
            Mengapa manusia harus mati? Apakah kematian fisik masuk ke dalam dunia sebagai akibat dosa, atau apakah kematian akan tetap ada sekalipun tidak ada dosa? Meskipun kebanyakan teolog Kristen mempercayai bahwa kematian manusia merupakan salah satu akibat dosa, sebagian lainnya tidak mempercayainya. Pelagius (abad ke-5M) dan kelompok Socinian pada zaman reformasi mengajarkan bahwa Adam memang diciptakan dengan kondisi dapat mati dan akan mati bagaimanapun juga, entah dia jatuh dalam dosa atau tidak (Hoekema, 2004).
            Berbeda dengan hal di atas, Alkitab menjelaskan bahwa kematian bukanlah aspek alamiah dari ciptaan Allah yang baik, melainkan salah satu akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kej 2:16-17, Roma 5: 12,17, Roma 6:23, 1Kor 15:21, perikop ayat ini berisi penjelasan tentang hubungan antara dosa dan kematian. Kematian dinyatakan oleh Allah sebagai hukuman karena memakan buah dari pohon terlarang. Kematian mengisi hati anak manusia dengan kegentaran dan ketakutan, karena kematian bukanlah sesuatu yang alamiah.  Manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Allah, dan dalam keadaan sempurna sebagai gambar dan rupa Allah, maka tidaklah mungkin tampaknya jika manusia membawa benih kehancuran dan kematian. Seperti hubungan Allah dengan Manusia terputus demikian hubungan Tubuh dengan Jiwa terputus karenadosa.
            Allah bisa saja menjatuhkan kematian atas manusia dalam arti kata yang paling mendasar segera sesudah manusia melakukan pelanggaran dosa, Kel 2:16. Akan tetapi oleh karena anugerah umumNya, Ia menahan bekerjanya dosa dan kematian, dan oleh anugerah khususnya dalam Tuhan Yesus, Ia mengalahkan semua kekuatan jahat. Pada saat ini, kematian hanya dapat menyelessaikan pekerjaannya secara penuh pada kehidupan mereka yang menolak pertolongan yang ditawarkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Mereka yang percaya kepada Kristus dibebaskan dari kuasa kematian dan mengalami pembaharuan hubungan dengan Allah yang diberkati dengan hidup yang kekal… Yoh 3:36; Rm 5:17-21.

MAKNA KEMATIAN BAGI ORANG PERCAYA

            Kematian adalah upah dosa. Tetapi karena orang percaya dibenarkan dan tidak lagi berada di bawah kewajiban untuk membayar apa-apa, maka sekarang timbul pertanyaan: mengapa orang percaya juga harus mati? Kenapa Tuhan tidak langsung mengubah mereka agar langsung memasuki surga dengan segera? Elemen hukuman disingkirkan dari kematian orang percaya karena mereka mendapat pengampunan dari segala dosa mereka. Kematian mengajarkan orang rendah hati, memeriksa diri selama berada dalam dunia dan mengajar agar orang berpikir tentang hal-hal spiritual. Kematian sering menjadi ujian tertinggi bagi kekuatan iman orang pecaya. Kematian bukan akhir bagi orang percaya, tetapi permulaan dari kehidupan yang sempurna. Mereka memasuki kematian dengan jaminan bahwa sengat maut telah dipatahkan (1Kor 15:55) dan bagi mereka terbuka gerbang surga. Tuhan Yesus berkata: Barang siapa percaya kepadaKu, walaupun ia mati ia tetap hidup (yoh. 11:25). Paulus berkata: Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Fil. 1:21).

By: Yanu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar