PENGERTIAN KEMATIAN
Alkitab membicarakan kematian dengan
berbagai cara. Dalam Matius 10:28; Lukas 12:4 kematian dikatakan sebagai
kematian tubuh yang berbeda dari kematian jiwa (psuche). Dalam ayat-ayat yang lain,
kematian disebut sebagai berhentinya psuche, yaitu kehidupan binatang dari
kehidupan atau hilangnya psuche ini, Matius 2:20; Markus 3:4, Lukas 6:9.
Kematian jasmani/fisik ini juga disebut sebagai terpisahnya tubuh dan jiwa. Pkh
12:7 (bnd Kej 2:7). Kematian jasmani adalah berhentinya hidup secara jasmani
melalui terpisahnya tubuh dan jiwa. Kematian jasmani tidak berarti kemusnahan,
walaupun beberapa sekte menyebut kematian orang durhaka sebagai kemusnahan.
Allah tidak memusnahkan apapun yang Ia ciptakan. Hidup dan mati tidak saling
berlawanan satu dengan yang lain sebagai yang ada dengan tidak ada.
KAITAN ANTARA KEMATIAN DENGAN DOSA
Mengapa manusia harus mati? Apakah
kematian fisik masuk ke dalam dunia sebagai akibat dosa, atau apakah kematian
akan tetap ada sekalipun tidak ada dosa? Meskipun kebanyakan teolog Kristen
mempercayai bahwa kematian manusia merupakan salah satu akibat dosa, sebagian
lainnya tidak mempercayainya. Pelagius (abad ke-5M) dan kelompok Socinian pada
zaman reformasi mengajarkan bahwa Adam memang diciptakan dengan kondisi dapat
mati dan akan mati bagaimanapun juga, entah dia jatuh dalam dosa atau tidak
(Hoekema, 2004).
Berbeda dengan hal di atas, Alkitab
menjelaskan bahwa kematian bukanlah aspek alamiah dari ciptaan Allah yang baik,
melainkan salah satu akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kej 2:16-17, Roma
5: 12,17, Roma 6:23, 1Kor 15:21, perikop ayat ini berisi penjelasan tentang hubungan
antara dosa dan kematian. Kematian dinyatakan oleh Allah sebagai hukuman karena
memakan buah dari pohon terlarang. Kematian mengisi hati anak manusia dengan
kegentaran dan ketakutan, karena kematian bukanlah sesuatu yang alamiah. Manusia diciptakan dalam gambar dan rupa
Allah, dan dalam keadaan sempurna sebagai gambar dan rupa Allah, maka tidaklah
mungkin tampaknya jika manusia membawa benih kehancuran dan kematian. Seperti
hubungan Allah dengan Manusia terputus demikian hubungan Tubuh dengan Jiwa
terputus karenadosa.
Allah bisa saja menjatuhkan kematian
atas manusia dalam arti kata yang paling mendasar segera sesudah manusia
melakukan pelanggaran dosa, Kel 2:16. Akan tetapi oleh karena anugerah umumNya,
Ia menahan bekerjanya dosa dan kematian, dan oleh anugerah khususnya dalam
Tuhan Yesus, Ia mengalahkan semua kekuatan jahat. Pada saat ini, kematian hanya
dapat menyelessaikan pekerjaannya secara
penuh pada kehidupan mereka yang menolak pertolongan yang ditawarkan oleh Tuhan
Yesus Kristus. Mereka yang percaya kepada Kristus dibebaskan dari kuasa
kematian dan mengalami pembaharuan hubungan dengan Allah yang diberkati dengan
hidup yang kekal… Yoh 3:36; Rm 5:17-21.
MAKNA KEMATIAN BAGI ORANG PERCAYA
Kematian adalah upah dosa. Tetapi
karena orang percaya dibenarkan dan tidak lagi berada di bawah kewajiban untuk
membayar apa-apa, maka sekarang timbul pertanyaan: mengapa orang percaya juga
harus mati? Kenapa Tuhan tidak langsung mengubah mereka agar langsung memasuki
surga dengan segera? Elemen hukuman disingkirkan dari kematian orang percaya
karena mereka mendapat pengampunan dari segala dosa mereka. Kematian
mengajarkan orang rendah hati, memeriksa diri selama berada dalam dunia dan
mengajar agar orang berpikir tentang hal-hal spiritual. Kematian sering menjadi
ujian tertinggi bagi kekuatan iman orang pecaya. Kematian bukan akhir bagi
orang percaya, tetapi permulaan dari kehidupan yang sempurna. Mereka memasuki
kematian dengan jaminan bahwa sengat maut telah dipatahkan (1Kor 15:55) dan
bagi mereka terbuka gerbang surga. Tuhan Yesus berkata: Barang siapa percaya kepadaKu,
walaupun ia mati ia tetap hidup (yoh. 11:25). Paulus berkata: Hidup adalah Kristus
dan mati adalah keuntungan (Fil. 1:21).
By: Yanu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar